Header

cita-cita ardas

STASI WALIKUKUN, GEREJA YANG SATU, KUDUS, KATOLIK DAN APOSTOLIK.

Bagaimana Tindakan yang Pantas ketika Hosti Terjatuh?
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka2/1x1.gifoleh: P. William P. Saunders *

Saya relatif baru menjadi Katolik. Saya sungguh malu ketika pada Perayaan Misa minggu lalu, saat Komuni, imam meletakkan Hosti di tangan saya dan tampaknya ketika saya memasukkannya ke dalam mulut, sekeping jatuh ke atas lantai di luar pengetahuan saya. Sementara saya berbalik untuk kembali ke bangku, saya dihentikan oleh seorang umat yang tidak saya kenal; ia menunjuk pada Hosti yang terjatuh di atas lantai. Saya sangat terkejut dan bingung. Segera saya membungkuk untuk mengambilnya dan berjalan kembali menuju bangku belakang tempat saya duduk. Orang yang menghentikan saya itu tampaknya kurang senang dengan tindakan saya dan saya menjadi sedih sepanjang minggu tentang apa atau bagaimana seharusnya saya bersikap. Saya memikirkannya terus-menerus sepanjang minggu. Tidakkah lebih tepat jika orang itu (yang duduk di deretan depan) yang memungutnya atau apakah saya telah bertindak berlebihan dalam suatu hal yang tidak saya pahami? Saya mengerti akan kekudusan Hosti Kudus, hanya saja saya tidak tahu sikap yang pantas dalam menghadapi hal tersebut. Dengan hormat saya mohon petunjuk.
~ seorang pembaca ACH  

Pertanyaan ini memicu banyak pendapat dalam meninjau kembali hal pembagian serta penerimaan Komuni Kudus dengan layak. Pertama, apa yang harus dilakukan orang ketika Hosti Kudus - atau potongannya - tanpa sengaja jatuh ke atas lantai? Insiden ini terjadi bahkan jika imam, pelayan komuni, atau penerima bersikap hati-hati secara berlebihan, canggung. Misalnya, kadang-kadang Hosti saling “lekat” karena lembab atau kadang kala sekeping hosti sepertinya “meloncat” keluar dari siborium. Sudah barang tentu, bagi orang yang berusaha untuk membagikan atau menerima Komuni Kudus dengan saleh, melihat Hosti Kudus jatuh ke atas lantai mengakibatkan rasa sakit dalam hatinya.

Dalam hal ini, orang - sebaiknya imam atau pelayan komuni - memungutnya segera, dan memastikan bahwa tak ada serpihan-serpihan yang kelihatan tertinggal di lantai. (Jika terlihat serpihan-serpihan, maka suatu kain linen hendaklah dipakai untuk menutupi tempat di mana Hosti jatuh, dan kemudian tempat tersebut haruslah dibersihkan dengan air sesudah Misa). Imam atau pelayan komuni dapat kemudian segera menyantap Hosti Kudus, atau menyisihkannya dan kemudian sesudah Komuni melarutkannya dalam sacrarium (suatu bak khusus dalam sakristi yang langsung mengalir ke tanah, bukan ke pipa pembuangan air). (Lihat Pedoman Umum Misale Romawi, no. 280). Biasanya, umat yang menjatuhkan Hosti Kudus segera mengambilnya dan menyantapnya; sekali lagi imam, pelayan komuni dan penerima Hosti haruslah cermat akan adanya serpihan-serpihan yang tertinggal.

Kedua, kejadian seperti yang diutarakan dalam pertanyaan di atas juga mendorong suatu tinjauan kembali.

(   1) Para imam dan pelayan komuni wajib selalu siaga dan waspada selama pembagian  Komuni Kudus, memastikan bahwa penerima menyantap seluruh Hosti kudus dan segera  melakukan penanganan yang tepat jika insiden terjadi.

(   2) Ketika menyambut Komuni Kudus, orang wajib cukup membuka mulutnya agar Hosti Kudus dapat dimasukkan dengan aman ke dalamnya, atau mengatur tangannya dengan pantas agar Hosti Kudus dapat diterima dengan aman. Setelah menerima Hosti di tangan, umat mengambil satu langkah ke samping, dengan tetap menghadap altar menyantap Komuni Kudus, baru kemudian berbalik menuju bangkunya. Sebagian besar insiden dalam komuni terjadi karena orang terlalu cepat berbalik menuju tempat duduknya, tanpa memberikan perhatian yang cukup dalam menerima Kristus. Lebih baik berhenti sejenak untuk menerima Hosti Kudus, mengucap syukur dan menyantapnya, daripada bergegas, seperti di antrian cafeteria, dan beresiko menjatuhkan Hosti Kudus. Tak seorang pun menghadap bangku atau berjalan menuju bangku sementara menyambut atau menyantap komuni kudus. Sayang sekali, di banyak paroki, pembagian Komuni Kudus telah berubah menjadi suatu antrian gerak cepat umat daripada mempersilakan orang bersatu dengan Kristus melalui Sakramen yang amat berharga ini.

Yang terakhir, apabila orang melihat bahwa suatu Hosti Kudus terjatuh, atau bahkan potongannya yang kecil terjatuh di atas lantai, ia wajib memungutnya serta memberikannya kepada imam pada saat yang tepat - mungkin di akhir Komuni ketika imam bersiap membersihkan piala. Orang yang disebut dalam pertanyaan di atas mungkin tidak yakin bagaimana harus bertindak. Mungkin ia memikirkan masalah higienis; mungkin ia merasa kurang senang: meskipun kejadian tersebut bukannya disengaja oleh anda, mungkin ia telah terlalu sering melihat orang dengan serampangan dan sembrono menyambut Komuni Kudus, memperlakukan Hosti Kudus lebih sebagai cookie daripada Tuhan dan Juruselamat.

Insiden yang terjadi seputar pembagian dan penerimaan Komuni Kudus memang kadang-kala terjadi. Kita semua wajib sungguh berhati-hati dalam tindakan kita. Jangan pernah kita bersikap serampangan dan sembrono saat menyambut Komuni Kudus; melainkan wajiblah kita senantiasa menyambut Komuni Kudus dengan hormat dan bahkan hati-hati, oleh sebab kita memperoleh hak yang teramat istimewa menyambut Tubuh, Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an Juruselamat kita yang sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus.

“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”