Header

cita-cita ardas

STASI WALIKUKUN, GEREJA YANG SATU, KUDUS, KATOLIK DAN APOSTOLIK.

Pelindung Stasi Walikukun

Yohanes  Pembaptis  adalah  saudara  sepupu  Yesus.  Ibunya   adalah Elisabet dan ayahnya adalah Zakharia. Bab pertama  dalam  Injil  Lukas mengisahkan betapa menakjubkannya kelahiran Yohanes. Injil  Markus, bab 6:14-29, mencatat betapa tragisnya kematian Yohanes  Pembaptis. Sungguh berat resiko yang harus diterima Yohanes dalam mengajarkan kebenaran.
Raja Herodes dan isterinya menolak untuk mendengar bagaimana harus hidup di hadapan Tuhan. Mereka ingin membuat peraturan-peraturan mereka sendiri dan hidup dengan cara mereka sendiri. Yohanes Pembaptis harus membayar mahal harga kejujurannya. Tetapi, ia memang seorang yang teguh pada pendiriannya.
Yohanes tidak akan pernah tinggal diam ketika dosa dan ketidakadilan terjadi. Ia mengajak orang banyak untuk bertobat; ia ingin agar semua orang berdamai kembali dengan Tuhan.
Yohanes mengerti bahwa kebahagiaan sejati berasal dari Tuhan.
Yohanes berkhotbah tentang baptis atas pertobatan, mempersiapkan orang untuk kedatangan Mesias. Ia membaptis Yesus di Sungai Yordan dan memperhatikan dengan damai sukacita sementara pewartaan Yesus dimulai. Yohanes mendorong murid-muridnya sendiri untuk mengikuti Yesus. Ia tahu bahwa Yesus akan semakin terkenal sementara ia sendiri akan dilupakan. Pada bab pertama Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis menyebut dirinya sendiri sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun untuk meluruskan jalan Tuhan. Ia mengundang orang banyak untuk bersiap-siap, mempersiapkan diri untuk mengenali Sang Mesias. Pesannya sama untuk kita masing-masing.

Bagaimana jika aku tidak tinggal diam ketika melihat ketidakadilan di sekitarku? Bersediakah aku membayar harga untuk hidup dalam kebenaran?